Proyek pembangunan kilang minyak degrass root refinery dengan meenggunakan Flow Meter Tokico kerja sama antara Pertamina dengan Rosneft membawa dampak lebih dari satu warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur kaya mendadak.
Ganti untung yang diberikan oleh Pertamina membawa dampak lebih dari satu warga beroleh uang cash miliaran rupiah.
Warga pun berbondong-bondong membeli mobil anyar hasil berasal dari pindah untung yang diterima.
Sementara lahan punya warga yang udah dibebaskan untuk pembangunan kilang udah merasa dipatok untuk pembangunan.
Tentunya megaproyek pembangunan kilang Pertamina-Rosneft berikut mempunyai nilai investasi yang terlalu luar biasa.
Dikutip Tribunjogja.com berasal dari Surya.co.id, berikut fakta-fakta pembangunan kilang minyak grass root refinery yang membawa dampak lebih dari satu warga Desa Sumurgeneng menjadi kaya raya :
1. Tercanggih di dunia
Kilang minyak grass root refinery (GRR) ditargetkan mampu beroperasi di 2026 mendatang.
Kilang yang melibatkan Pertamina dan Rosneft asal Rusia disebut merupakan keliru satu yang tercanggih di dunia.
Saat ini, kilang minyak udah laksanakan tahapan restorasi pantai dengan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 270 orang. Jika tenaga kerja tidak cukup maka bakal ditambah.
Saat pengerjaan konstruksi berjalan, penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 20.000. Sedangkan waktu kilang beroperasi yakni 2.500 pekerja.
Adapun lahan yang dibutuhkan untuk kilang Pertamina-Rosneft yakni seluas tidak cukup lebih 821 hektare, rinciannya lahan warga 384 hektare, KLHK 328 hektare dan lahan Perhutani 109 hektare.
2. Produksi 1,5 juta barel per hari
Produksinya pun diklaim bakal mampu kurangi impor berdasarkan jumlah kebutuhan BBM didalam negeri yang capai 1,5 juta barel per hari.
Sedangkan kilang yang udah ada cuma mampu produksi minyak 700-800 barel per hari.
Sisanya berasal dari jumlah total kebutuhan tetap impor dan bakal berkurang waktu kilang udah beroperasi.
“Kilang Tuban mempunyai kapasitas pengolahan sebesar 300 ribu barel per hari yang bakal membuahkan 30 juta liter BBM per hari untuk type gasoline dan diesel,” kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati kepada wartawan waktu meninjau restorasi pantai di lokasi kilang
Dia menjelaskan, selain membuahkan gasoline dan diesel, kilang dengan nilai investasi 15-16 miliar dolar itu juga bakal membuahkan 4 juta liter avtur per hari.
Lalu mampu produksi petrokimia sebesar 4.25 juta ton per tahun. Seluruh BBM yang diproduksi di Kilang Tuban mempunyai standar paling baik di dunia yakni Euro 5.
Kilang Tuban mempunyai standar paling baik di dunia, yang terlalu ramah dengan lingkungan,” terang Nicke.
3. Pembebasan lahan tahap 1 tanpa gugatan
Pembebasan lahan kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) tahap satu rampung.
Sebanyak 529 bidang lahan punya warga setempat lokasi kilang yang dibebaskan itupun tanpa diwarnai proses gugatan.
Pembebasan lahan tahap satu tanpa ada proses gugatan, seluruh pemilik tanah menerima,” kata Kordinator Pelaksana PT Surveyor Indonesia selaku Konsultan Pendampingan Pengadaan Lahan, M Ahmad Triyono
Kilang minyak patungan Pertamina dengan Rosneft asal Rusia itu dibangun di Desa Wadung, Kaliuntu dan Sumurgeneng, Kecamatan Jenu.
Semua bidang lahan berikut dimiliki 440 orang, tapi untuk luas berapa hektare belum diketahui teliti dikarenakan tetap ada pembebasan tahap dua.
Untuk lahan yang belum dibebaskan terhadap tahap dua ini diusahakan sebelum Idul Fitri mampu tuntas.
“Ditarget pembebasan lahan tahap dua mampu selesai sebelum Idul Fitri, luasannya belum diketahui, saat ini udah on progres. Yang paham tidak ada gugatan untuk tahap satu,” pungkasnya.
Humas Pengadilan Negeri Tuban, Donovan Akbar Kusuma, di konfirmasi berkaitan apakah ada pengajuan gugatan berasal dari warga pemilik lahan di kurang lebih lokasi kilang.
Warga Desa Sumurgeneng, Tuban, Jawa Timur ramai-ramai memborong ratusan mobil baru sesudah beroleh pembayaran pindah untung lahan yang digunakan untuk pembangunan grass root refinery (GRR) kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft perusahaan asal Rusia.
Kepala Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Gihanto yang dihubungi Tribunjogja.com menyatakan sampai Selasa (16/2/2021) siang, setidaknya udah ada kurang lebih 190 unit mobil baru yang dibeli oleh warganya.
Jumlah itu barangkali tetap tetap makin tambah dikarenakan setiap hari tetap ada pengiriman mobil berasal dari dealer-dealer.
” Kalau sampai hari ini kurang lebih 190 unit yang udah dibeli oleh warga.
Warga Desa Sumurgeneng, Tuban, Jawa Timur ramai-ramai memborong ratusan mobil baru sesudah beroleh pembayaran pindah untung lahan yang digunakan untuk pembangunan grass root refinery (GRR) kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft perusahaan asal Rusia.
Kepala Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Gihanto yang dihubungi Tribunjogja.com menyatakan sampai Selasa (16/2/2021) siang, setidaknya udah ada kurang lebih 190 unit mobil baru yang dibeli oleh warganya.
Jumlah itu barangkali tetap tetap makin tambah dikarenakan setiap hari tetap ada pengiriman mobil berasal dari dealer-dealer.
” Kalau sampai hari ini kurang lebih 190 unit yang udah dibeli oleh warga.
Gihanto menjelaskan, warga di desanya merasa memborong mobil baru sesudah beroleh pindah untung pembebasan lahan untuk pembangunan kilang minyak.
Rata-rata setiap warga menerima pindah untuk sebesar Rp8 miliar.
” Ada yang menerima Rp26 miliar, tapi biasanya kurang lebih Rp8 miliar,”jelasnya.
Mobil-mobil baru yang dibeli oleh warga di desanya ini menurut Gihanto berjenis SUV, merasa berasal dari CRV, Innova sampai Pajero Sport.
Tak cuma satu unit, biasanya setiap warga membeli mobil 2-3 unit.
” Tak cuma untuk membeli mobil, warga juga mengfungsikan uangnya untuk membeli tanah, deposito dan melakukan perbaikan atau membangun tempat tinggal baru,”imbuhnya.
Dikutip Tribunjogja.com berasal dari Surya.co.id, per meternya, pihak Pertamina menghargai sebesar Rp600-800 ribu.
Di Desa Sumurgeneng sendiri ada 840 KK, tetapi yang lahannya dijual dikarenakan masuk penetapan lokasi (penlok) kilang minyak ada kurang lebih 225 KK.
“Ya memang kondisinya begitu, mampu uang selanjutnya beli mobil, ada juga yang dibelikan tanah kembali maupun bangun tempat tinggal juga,” pungkasnya.
Sementara itu, seorang warga setempat, Mulyadi yang juga menjajakan tanahnya mengaku, membeli mobil dikarenakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Ia tak merinci berapa yang didapat berasal dari hasil penjualan tanah miliknya untuk proyek kilang minyak Pertamina-Rosneft ini.
“Tanah saya setengah hektare, lebih dari satu uangnya untuk membeli mobil,” tutupnya tak menyangka.
Aksi warga Desa Sumurgeneng, Tuban yang memborong mobil baru ini pun viral di tempat sosial.